Info Majenang - Kirab Panji Jala Bhumi Wijayakusuma Sakti yang merupakan lambang Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menandai puncak HUT ke-154 Cilacap yang jatuh pada Tanggal 21 Maret 2010.
Peserta kirab berjalan kaki sepanjang sekitar dua kilometer dari Lapangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Cilacap melewati Jalan A. Yani, dan berakhir di Alun-Alun Cilacap.
Panji sebagai lambang kebesaran Kabupaten Cilacap itu dibawa seseorang yang memerankan sosok punggawa dengan pengawalan peserta berpakaian keprajuritan dalam adat Jawa, prajurit perempuan, dan pasukan berkuda. Tiga prajurit dengan berpakaian warna putih membawa tiga bendera Merah Putih berjalan di depan pembawa panji itu. Saat tiba di alun-alun setempat, rombongan kirab mendapat sambutan berupa tarian "Persembahan" yang dibawakan sejumlah penari perempuan.
Panji itu diserahkan pembawanya kepada Ketua DPRD Kabupaten Cilacap, Fran Lukman, dan selanjutnya diserahkan kepada Wakil Bupati Cilacap, Tatto Sumarto Pamuji. Selanjutnya, panji itu diarak oleh beberapa orang yang berperan sebagai punggawa lainnya ke tempat penyimpanannya di Pendopo Wijayakusuma Sakti.
Rute prosesi kirab Panji Jala Bhumi Wijayakusuma Sakti itu berbeda dengan upacara serupa pada tahun-tahun sebelumnya yang menempuh jarak sekitar delapan kilometer dengan dimulai dari Lapangan Krida Nusantara Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara, dan berakhir di Pendopo Wijayakusuma Sakti Kabupaten Cilacap.
Pada tahun-tahun sebelumnya, kirab tersebut juga diikuti para pejabat dengan menunggang kereta kuda, sedangkan prosesi penyerahan panji kepada Ketua DPRD Kabupaten Cilacap diteruskan kepada Bupati Cilacap di Pendopo Wijayakusuma Sakti. Pada Tahun 2010, kirab dimulai dari Lapangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Cilacap menuju alun-alun setempat tanpa diikuti pejabat yang menunggang kereta kuda.
Selain itu, penyerahan panji berlangsung di alun-alun setempat sehingga dapat disaksikan masyarakat. Ketua Umum Panitia Peringatan Hari Jadi ke-154 Kabupaten Cilacap, Eko Wahyono Widhi, mengakui adanya perbedaan kirab tersebut dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu, katanya, karena Pemkab Cilacap ingin melibatkan masyarakat pada kirab tersebut.
"Kirab kali ini tanpa adanya kirab pejabat seperti yang biasa dilakukan pada peringatan-peringatan sebelumnya. Sebagai gantinya, kami menggelar kirab prestasi dan parade budaya untuk mengiringi Kirab Panji Jala Bhumi Wijayakusuma Sakti," katanya. Sumber ANTARA
Peserta kirab berjalan kaki sepanjang sekitar dua kilometer dari Lapangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Cilacap melewati Jalan A. Yani, dan berakhir di Alun-Alun Cilacap.
Panji sebagai lambang kebesaran Kabupaten Cilacap itu dibawa seseorang yang memerankan sosok punggawa dengan pengawalan peserta berpakaian keprajuritan dalam adat Jawa, prajurit perempuan, dan pasukan berkuda. Tiga prajurit dengan berpakaian warna putih membawa tiga bendera Merah Putih berjalan di depan pembawa panji itu. Saat tiba di alun-alun setempat, rombongan kirab mendapat sambutan berupa tarian "Persembahan" yang dibawakan sejumlah penari perempuan.
Panji itu diserahkan pembawanya kepada Ketua DPRD Kabupaten Cilacap, Fran Lukman, dan selanjutnya diserahkan kepada Wakil Bupati Cilacap, Tatto Sumarto Pamuji. Selanjutnya, panji itu diarak oleh beberapa orang yang berperan sebagai punggawa lainnya ke tempat penyimpanannya di Pendopo Wijayakusuma Sakti.
Rute prosesi kirab Panji Jala Bhumi Wijayakusuma Sakti itu berbeda dengan upacara serupa pada tahun-tahun sebelumnya yang menempuh jarak sekitar delapan kilometer dengan dimulai dari Lapangan Krida Nusantara Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara, dan berakhir di Pendopo Wijayakusuma Sakti Kabupaten Cilacap.
Pada tahun-tahun sebelumnya, kirab tersebut juga diikuti para pejabat dengan menunggang kereta kuda, sedangkan prosesi penyerahan panji kepada Ketua DPRD Kabupaten Cilacap diteruskan kepada Bupati Cilacap di Pendopo Wijayakusuma Sakti. Pada Tahun 2010, kirab dimulai dari Lapangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Cilacap menuju alun-alun setempat tanpa diikuti pejabat yang menunggang kereta kuda.
Selain itu, penyerahan panji berlangsung di alun-alun setempat sehingga dapat disaksikan masyarakat. Ketua Umum Panitia Peringatan Hari Jadi ke-154 Kabupaten Cilacap, Eko Wahyono Widhi, mengakui adanya perbedaan kirab tersebut dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu, katanya, karena Pemkab Cilacap ingin melibatkan masyarakat pada kirab tersebut.
"Kirab kali ini tanpa adanya kirab pejabat seperti yang biasa dilakukan pada peringatan-peringatan sebelumnya. Sebagai gantinya, kami menggelar kirab prestasi dan parade budaya untuk mengiringi Kirab Panji Jala Bhumi Wijayakusuma Sakti," katanya. Sumber ANTARA