***SELAMAT DATANG DI BLOG infomajenang*** NEWSTICKER Musim Hujan Datang Lagi NEWSTICKER

BMKG: Potensi Angin Ribut Sampai Maret

Potensi angin ribut diperkirakan masih akan berlangsung hingga Maret mendatang. Pasalnya, bagian bumi sebelah selatan khatulistiwa masih mengalami musim panas. Kondisi itu memunculkan gelombang tinggi dan angin kencang di perairan selatan Jawa.

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Maspujiono menerangkan, cuaca ekstrim itu berpotensi menimbulkan angin lisus dan puting beliung. "Cuaca ekstrim diperkirakan akan terjadi sampai Maret mendatang," katanya menanggapi fenomena hujan es dan angin ribut di Desa Salebu, Kecamatan Majenang baru-baru ini.

Selain berpotensi menimbulkan angin ribut, cuaca ekstrim itu juga berpotensi menimbulkan gelombang tinggi di laut selatan Jawa. Kondisi tersebut akan menyulitkan nelayan yang ingin melaut.

Sebelumnya diberitakan, hujan es dan angin ribut melanda Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Selasa lalu (25/1). Peristiwa itu mengejutkan warga setempat karena butiran-butiran es mengguyur desanya. Setelah hujan es berlalu, giliran angin ribut melanda. Akibatnya, dua rumah roboh, empat rusak berat, dan sepuluh rusak ringan.


Sumber : CyberNews.

. . . .pengen nglanjutin mbaca “BMKG: Potensi Angin Ribut Sampai Maret”  »»

Rumah Rusak Akibat Angin Ribut Bertambah

Jumlah rumah rusak akibat terjangan angin ribut di Desa Salebu, Kecamatan Majenang bertambah menjadi 16 unit. Sebanyak dua rumah roboh rata dengan tanah, empat rumah rusak berat, dan sepuluh rumah rusak ringan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap, Drs Wasi Ariyadi MM melalui Kasubag TU UPT BPBD Majenang, Sabar mengatakan, jumlah rumah rusak yang terdata itu bertambah setelah pihaknya menyisir kembali lokasi bencana. Saat angin ribut melanda, Selasa (25/1), pihaknya baru mencatat delapan rumah rusak. "Rumah rusak yang terdata sekarang bertambah jadi 16 unit. Total kerugian akibat hujan es yang disertai angin ribut itu ditaksir mencapai Rp 55 juta," kata Sabar.

Selain kerusakan rumah dan bangunan, pepohonan di desa itu juga banyak yang tumbang. Disamping itu, antena televisi dan kabel listrik banyak yang putus. Pemkab Cilacap melalui BPBD bersama aparat terkait telah mengirimkan bantuan tanggap darurat bencana alam. Bantuan itu berupa mi instan, gula, air minum kemasan, dan minyak goreng. Bantuan diberikan kepada korban pemilik rumah roboh.

Sumber : CyberNews.

. . . .pengen nglanjutin mbaca “Rumah Rusak Akibat Angin Ribut Bertambah”  »»

Lagi-lagi Dua Nyawa Melayang karena Miras

Pesta minuman keras (miras) oplosan kembali merenggut korban jiwa. Dua orang warga Kecamatan Majenang meninggal tewas akibat menenggak minuman beralkohol tersebut. Sementara, empat lainnya keracunan dan dirawat di RSUD Majenang. Korban tewas yakni Warno alias Kiwir (39), warga jalan Alpukat, Desa Sindangsari, Kecamatan Majenang dan Dedi Losi (39), warga Desa Sindangsari, Kecamatan Majenang. Adapun empat korban yang dirawat di RSUD Majenang di antaranya Mahfudi (40) warga Desa Salebu, Prabowo (38) warga Desa Jenang, Wartono (40) warga Desa Jenang, dan Torikun alias Tiun (38) warga Desa Salebu.

Seluruh korban merupakan warga Kecamatan Majenang. Dari keterangan yang dihimpun, beberapa korban telah mulai menenggak minuman keras, Selasa malam (21/12). Mereka pesta miras saat ada pertunjukan organ tunggal di Desa Salebu, Kecamatan Majenang. Para korban melanjutkan pesta miras lagi di sekitar perempatan bekas lampu merah Desa Sindangsari, Rabu malam (22/12). Pesta dilanjutkan lagi daerah Cungkup, Desa Sindangsari, Majenang hingga malam. Korban meminum minuman beralkohol berjenis Vodka.

Minuman keras itu dioplos dengan minuman lain, seperti Zero, M 150, dan Calpico. Sesaat setelah minum minuman oplosan, korban belum merasakan tanda-tanda keracunan. Namun sehari kemudian, Kiwir, salah satu korban mulai merasakan sakit kepala. Dia langsung dilarikan ke RSD Majenang pada Kamis sore (23/12), sekitar pukul 16.00.

Nyawa korban tidak tertolong, hingga akhirnya meninggal pada Kamis (23/12) malam, sekitar pukul 19.00. Setelah itu, korban lainnya mulai menampakkan gejala-gejala keracunan. Salah satunya dialami Dedi Losi. Pria itu mulai merasa sakit kepala pada Jumat malam (24/12). Senasib dengan Kiwir, Dedi akhirnya meninggal dunia pada Sabtu pagi (25/12) sekitar pukul 08.00. Salah satu keluarga Dedi, Sunarzi Iskandar mengatakan, korban bahkan tidak sempat dilarikan ke rumah sakit. "Katanya, badan dan kepalanya terasa sakit-sakit sampai berteriak mengeluh kesakitan. Belum sempat ditengok, dia sudah meninggal dunia," katanya.

Korban lainnya pun juga dirawat di RSUD Majenang. Salah seorang korban, Mahfudi menuturkan, dia mengalami sakit perut sehari setelah menenggak minuman oplosan tersebut. Selain itu, gejala yang dialami seperti pusing dan pandangan kabur. "Padharan (perut) rasanya sakit ," tuturnya.

Direktur RSUD Majenang, drg Dewi Marhaeny melalui dokter jaga IGD, dokter Karmono menuturkan, para pasien mengalami gejala keracunan alkohol. Gejala yang dialami yakni pandangan kabur dan kepala sangat sakit. Sumber : CyberNews.

. . . .pengen nglanjutin mbaca “Lagi-lagi Dua Nyawa Melayang karena Miras”  »»

Crop Circle Sleman: Rekayasa Pola Geometris di Lahan Pertanian

Foto Crop Circle di Sleman

Minggu, 23 Januari 2011, masyarakat Sleman, Yogyakarta, dihebohkan dengan adanya pola-pola lingkaran teratur di sawah padi. Secara umum pola seperti itu sudah banyak dijumpai di luar negeri, terutama di Inggris, yang dikenal sebagai crop circle, lingkaran di lahan pertanian. Sebagian mempercayainya sebagai bukti kedatangan UFO (Unidentified Flying Objects, Benda Terbang Tak dikenal) yang diasosiasikan dengan kendaraan makhluk cerdas dari luar angkasa. Benarkah?

UFO sendiri secara ilmiah dianggap tidak ada. Penjelasan kesaksiannya cenderung bersifat hoax (kabar bohong), rekayasa, atau tergolong pseudosains (sains semu). Tidak ada penjelasan ilmiahnya. Walau astronom menyakini adanya kehidupan di luar bumi, tetapi sampai saat ini belum terbukti ada bukti fisik makhluknya, apa lagi yang berkunjung ke bumi dengan pesawat antariksa mereka. Masyarakat kadang terbawa informasi yang bersumber dari cerita-cerita fiksi ilmiah, termasuk dari film-film yang sebenarnya hanya khayalan. Kalau UFO tidak ada, maka pola geometris crop circle dipastikan bukan disebabkan oleh manuver pesawat antariksa atau UFO.

Pola geometris di Sleman bukan juga disebabkan oleh puting beliung atau pengaruh elektromagnetik dari SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi milik PLN). Puting beliung tidak akan menghasilkan pola yang rapih. SUTET pun tidak akan memberi dampak pola geometris, karena tanaman padi tidak terpengaruh oleh medan listrik atau medan magnet dari jaringan listrik itu.

Kalau begitu apa sebabnya? Saya menduga itu hasil rekayasa tangan-tangan kreatif. Di banyak negara terbukti crop circle adalah hasil rekayasa kreatif manusia. Tahun 1990-an dua orang Inggris buka rahasia, bahwa sekian banyak crop circle di Inggris adalah hasil karya mereka. Mereka pun mempraktekkannya dengan menggunakan tali dan papan. Tancapkan satu tonggak sebagai pusat lingkaran. Lalu tali digunakan untuk membuat pola lingkaran, sementara papan yang digantung pada tali diputar sambil diijak mengelilingi tonggak tersebut. Injakan membuat batang padi tumbang. Radius lingkaran tergantung pengaturan letak papan yang diinjak-injakkan. Pola garis lurus dan segitigajuga bisa dibuat dengan cara-cara yang kreatif. Jangan takut jejak kaki terlihat, karena kaki menginjak batang-batang tanaman yang rebah. Sumber : tdjamaluddin.wordpress Thomas Djamaluddin - Profesor Riset Astronomi Astrofisika, LAPAN
. . . .pengen nglanjutin mbaca “Crop Circle Sleman: Rekayasa Pola Geometris di Lahan Pertanian”  »»

Elpiji 3 Kg Hanguskan Warung di Pahonjean

Sebuah warung milik Makhrus, warga Desa Pahonjean RT 01 RW 11, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, ludes terbakar akibat kebocoran tabung elpiji tiga kilogram, Sabtu (8/1/2011).

Informasi dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wilayah Majenang menyebutkan, peristiwa terjadi saat pemilik warung menghidupkan kompresor di tempat berjualan yang juga dijadikan sebagai bengkel.

Ketika mengetahui adanya kobaran api, Makhrus segera berteriak minta tolong. Masyarakat yang mendengar teriakan tersebut segera berdatangan dan berupaya memadamkan api, tetapi tak secepat itu membuahkan hasil.

Kobaran si jago merah baru dapat diatasi setelah seluruh bangunan warung plus bengkel tersebut ludes terbakar. Satu mobil pemadam kebakaran milik UPT BPBD Wilayah Majenang yang belakangan tiba di lokasi kejadian urung melakukan aksinya karena api berhasil dipadamkan masyarakat.

Saat diminta keterangannya oleh petugas, Makhrus mengaku tidak mengetahui dari mana sumber api yang membakar warung sekaligus bengkel itu.

"Saat itu saya mencium bau adanya kebocoran gas dan tiba-tiba api berkobar. Saya tak tahu api itu datangnya dari mana," kata Makhrus saat memberi keterangan kepada petugas BPBD.

Kepala Subbagian Tata Usaha UPT BPBD Wilayah Majenang Sabar mengatakan, kebakaran tersebut diduga akibat tabung elpiji bocor kemudian disambar api.

"Kerugian yang diderita akibat kebakaran tersebut diperkirakan mencapai Rp 7,5 juta karena di bengkel itu ada dua sepeda yang turut terbakar," katanya.
Sumber : Kompas
. . . .pengen nglanjutin mbaca “Elpiji 3 Kg Hanguskan Warung di Pahonjean”  »»