Deva Rizky Nurharyansyah (4), seorang anak yatim Desa Ciporos RT1 RW3 Kecamatan Karangpucung, Cilacap menderita hipospadia. Yakni kelainan pada bentuk alat kelaminnya. Hal itu terkadang membuatnya malu dengan teman-temannya ketika buang air kecil.
Saat ini, Deva telah menjalani dua kali operasi di RSUD Cilacap dan sekarang tinggal menyisakan satu kali operasi lagi untuk kesembuhannya. Namun, dia berasal dari keluarga kurang mampu sehingga sangat membutuhkan bantuan. Terlebih, almarhum Rusdiyanto, ayah yang menjadi tulang punggung keluarganya telah meninggal beberapa waktu lalu.
Susi Hermawati (25), sang ibu menuturkan, dua kali operasi yang telah dijalani Deva sebelumnya didanai oleh Jamkesmas nonidentitas (PGOT). Akan tetapi, pihak keluarga mulai khawatir. Pasalnya, pada operasi ketiga yang rencananya dilakukan Februari 2011 mendatang, Jamkesmas nonidentitas itu sudah tidak berlaku lagi.
Padahal, seluruh operasi itu ditaksir menghabiskan biaya hingga Rp 70 juta. Belum lagi ongkos akomodasi dan transportasi bolak-balik Majenang-Cilacap. Terlebih, dalam operasi kedua lalu, Deva terpaksa opname selama 11 hari.
Operasi pertama berlangsung Juni 2010 lalu, sedangkan operasi kedua berlangsung September lalu. “Tiga kali operasi ditaksir habis Rp 70 juta. Operasi pertama dan kedua dibiayai Jamkesmas. Tapi operasi terakhir nanti kami tidak tahu dapat uang dari mana lagi,” katanya.
Berharap Bantuan
Oleh karenanya, pihak keluarga berharap ada bantuan dari pemerintah atupun dermawan untuk menyelesaikan operasi anaknya. “Buat sehari-hari saja kami kesulitan. Apalagi untuk membiayai operasi,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Cilacap, Drs Kiswoyo MM melalui Kepala UPT Dinsos Majenang, Suparmin SpMM mengatakan, bocah itu menderita kelainan alat kelamin (hipospadia). Sebelum menjalani operasi pertama kali, testisnya tidak terlihat dan lubang untuk buang airnya mengarah ke bawah.
Setelah operasi kedua, testisnya mulai terlihat. Adapun saluran kencingnya diarahkan ke depan. “Operasi ketiga nanti tinggal menaikkan posisi penisnya. Namun kendalanya, dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, sehingga sangat membutuhkan bantuan,” katanya.
Sumber: SM
Saat ini, Deva telah menjalani dua kali operasi di RSUD Cilacap dan sekarang tinggal menyisakan satu kali operasi lagi untuk kesembuhannya. Namun, dia berasal dari keluarga kurang mampu sehingga sangat membutuhkan bantuan. Terlebih, almarhum Rusdiyanto, ayah yang menjadi tulang punggung keluarganya telah meninggal beberapa waktu lalu.
Susi Hermawati (25), sang ibu menuturkan, dua kali operasi yang telah dijalani Deva sebelumnya didanai oleh Jamkesmas nonidentitas (PGOT). Akan tetapi, pihak keluarga mulai khawatir. Pasalnya, pada operasi ketiga yang rencananya dilakukan Februari 2011 mendatang, Jamkesmas nonidentitas itu sudah tidak berlaku lagi.
Padahal, seluruh operasi itu ditaksir menghabiskan biaya hingga Rp 70 juta. Belum lagi ongkos akomodasi dan transportasi bolak-balik Majenang-Cilacap. Terlebih, dalam operasi kedua lalu, Deva terpaksa opname selama 11 hari.
Operasi pertama berlangsung Juni 2010 lalu, sedangkan operasi kedua berlangsung September lalu. “Tiga kali operasi ditaksir habis Rp 70 juta. Operasi pertama dan kedua dibiayai Jamkesmas. Tapi operasi terakhir nanti kami tidak tahu dapat uang dari mana lagi,” katanya.
Berharap Bantuan
Oleh karenanya, pihak keluarga berharap ada bantuan dari pemerintah atupun dermawan untuk menyelesaikan operasi anaknya. “Buat sehari-hari saja kami kesulitan. Apalagi untuk membiayai operasi,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Cilacap, Drs Kiswoyo MM melalui Kepala UPT Dinsos Majenang, Suparmin SpMM mengatakan, bocah itu menderita kelainan alat kelamin (hipospadia). Sebelum menjalani operasi pertama kali, testisnya tidak terlihat dan lubang untuk buang airnya mengarah ke bawah.
Setelah operasi kedua, testisnya mulai terlihat. Adapun saluran kencingnya diarahkan ke depan. “Operasi ketiga nanti tinggal menaikkan posisi penisnya. Namun kendalanya, dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, sehingga sangat membutuhkan bantuan,” katanya.
Sumber: SM